Header Ads

Husnul TPM Tanyoe Raih Penghargaan Menteri Pendidikan

Dok. Pribadi
BANDA ACEH | ACEHKITA.CO -- Inisiator Taman Pendidikan Masyarakat (TPM) Tanyoe, Husnul Khatimah Adnan, meraih penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, Rabu (15/10/2014) malam --maaf sebelumnya terjadi kesalahan (red.). Ia dinilai menjadi salah seorang yang memiliki inovasi dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia.

Husnul Khatimah menjadi penerima penghargaan termuda, dari sembilan penerima Anugerah Peduli Pendidikan (APP) 2014. Selain Husnul, tokoh lain yang memperoleh penghargaan yaitu Ridwan Hasan Saputra dari Klinik Pendidikan MIPA Bogor, H.M. Ma'mun Abdullah ZA dari Pesantren Raoudlotul Muhtadin Jepara, Muhammad Kalend Osen dari Basic English Course (BEC) Kampung English Pare, Budiono selaku pengajar di SLB Putra Manunggal Gombong, Elisa Kasali dari Yayasan Rumah Perubahan, Bode Riswanda dari Komunitas Sastra 57 Tasikmalaya, Marlock dari Coinntell Consultant Management, dam R.A. Ayu Tri Wahyuniati Subali dari Jakarta Selatan.

"Semoga apresiasi ini dapat menjadi pemicu semangat kita untuk terus berbuat dan berbagi lebih banyak kepada sesama, juga semoga menjadi inspirasi untuk kita," tulis Husnul Khatimah Adnan di laman Facebook, Kamis (16/10/2014).

Husnul mengaku tidak menyangka bisa meraih penghargaan APP dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kabar baik ini diterima Husnul pada saat tengah merayakan Idul Adha di kampungnya, di Desa Lambirah, Kecamatan Sukamakmur, Aceh Besar.

Saat itu, dua utusan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyambangi TPM Tanyoe untuk mengabari bahwa Husnul menjadi salah seorang penerima penghargaan bergengsi tersebut. "Saya syok, karena saya tidak tahu menahu perihal ini," kata Husnul. "Saya tidak tahu direkom sama siapa, apalagi hingga mendaftar sendiri. Ini murni sistem pemilihan yang dilakukan diam-diam. Saya sempat bertanya kenapa memilih saya dan TPMT, Pak."

Sang utusan menyebutkan bahwa juri sempat berselisih paham untuk memberikan penghargaan kepada Husnul. Pasalnya, jebolan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (dulu IAIN) Ar-Raniry tersebut merupakan sosok yang pintar. Ia lulus cumlaude. Menurut juri, Husnul bisa saja melanjutkan pendidikan pascasarjana di universitas terkemuka di Indonesia dan luar negeri. Namun, itu tak dilakukan. Ia lebih memilih mendirikan TPM Tanyoe untuk mendidik anak-anak di desanya.

"Keputusan saya untuk menetap dan memilih belajar sambil bermain dengan adik-adik TPM Tanyoe membuat mereka mengangkat salut dan memberi apresiasi," ujar Husnul.

Bagi Husnul, capaian ini merupakan cemeti bagi dirinya utnuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. "Ini ibarat memanjat pohon, semakin tinggi posisi, semakin kencang angin bertiup," ujar Husnul. | FG

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.