Header Ads

Zaini Tegaskan Kembali Maju dalam Pilkada Aceh

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM -- Gubernur Aceh Zaini Abdullah kembali menegaskan akan maju dalam pemilihan kepala daerah yang akan digelar Februari 2017 mendatang. Untuk kali kedua, Zaini akan menggandeng Nasaruddin, bupati Aceh Tengah, sebagai wakilnya.

Pengenalan Zaini dan Nasaruddin dilakukan di sebuah tempat penuh sejarah di Kota Banda Aceh. Bertempat di bekas pertapakan Hotel Atjeh di kawasan Taman Sari, Zaini menyatakan dirinya akan maju sebagai kandidat gubernur dalam pemilihan mendatang.

Di bekas Hotel Atjeh penuh sejarah itu, Zaini menyerukan pendukungnya untuk bersama dirinya memenangkan kontestasi pilkada secara bermartabat. Ia menyebut pasangan Zaini Abdullah dan Nasaruddin dengan akronim Azan.

Zaini Abdullah. | FOTO: kanalaceh.com
Keinginan Zaini untuk maju dalam pemilihan dilandasi pada keinginan untuk menjaga perdamaian dan melaksanakan butir-butir kesepakatan yang dicapai di Helsinki, 11 tahun silam.

"Perdamaian adalah amanat Wali Nanggroe yang kami jaga dengan kesungguhan," kata Zaini di hadapan pendukungnya, Ahad (31/7/2016).

Zaini Abdullah merupakan salah seorang pengikut Hasan Tiro sejak awal pendeklarasian Aceh Merdeka pada 1976. Sebelum bergabung dengan Aceh Merdeka, Zaini merupakan kepala rumah sakit di Kuala Simpang.

Dalam buku The Price of Freedom: The Unfinished Diary, Hasan Tiro menyebutkan bahwa Zaini meninggalkan Medan dan bergabung dengannya ke hutan belantara pada 22 Desember 1976 bersama Dr Husaini (Hasan), pada usia 31 tahun.

Tiro mendeskripsikan Zaini bak "sebuah menara kekuatan" bagi pribadi Tiro dan Aceh Merdeka. "Perannya yang paling efektif telah menjadi wakil saya untuk pergi ke tempat-tempat yang mengundang saya. ... bahkan saya terkejut mengetahui Zaini jauh lebih kuat dari yang saya duga," tulis Hasan Tiro.

Zaini Abdullah terpilih menjadi gubernur Aceh dalam pemilihan kepala daerah 2012 lalu. Diusung Partai Aceh, ia berpasangan dengan Muzakir Manaf, komandan pasukan Gerakan Aceh Merdeka yang disegani.

Di dalam perjalanan memimpin Aceh, hubungan Zaini dan Muzakir retak. Keduanya seakan terlibat "perang dingin" dalam memimpin Aceh. Klimaksnya, ketika Zaini menyatakan mundur dari tuha peut Partai Aceh, partai yang dibentuk pentolan Gerakan Aceh Merdeka itu.

Kini, Zaini dan Muzakir sama-sama akan bertarung memperebutkan kursi Aceh Satu. Muzakir kembali diusung oleh Partai Aceh dengan wakilnya TA Khalid dari Gerindra. Sedangkan Zaini Abdullah akan maju melalui jalur independen --jalur yang pada pilkada 2012 lalu ditentangnya.

Pria berusia 75 tahun itu mengaku mundur dari partai yang didirikannya ibarat "terusir dari rumah sendiri".

"Saya sudah kembali. Benar saya mundur (dari Partai Aceh), tapi cita-cita dan jiwa saya masih tetap kokoh bersama merah hitam putihnya Partai Aceh," ujar Zaini.

Usia Zaini terbilang tua. Jika lolos dalam verifikasi Komisi Independen Pemilihan, bisa dipastikan Zaini merupakan kandidat tertua dalam pilkada kali ini. Banyak kalangan yang meminta agar Zaini mencukupkan kepemimpinannya hingga 2017 nanti. Di media sosial beredar meme "Sudahlah Pak Tua" yang meminta Zaini mengurungkan niatnya bertarung di pilkada.

"Banyak yang berkata,..., semestinya pada usia ini saya sebaiknya mundur dari hiruk pikuk dunia politik," kata Zaini.

Menurutnya, keinginan untuk melanjutkan kursi gubernur bukan karena harus kekuasaan dan jabatan. "Jika jabatan yang saya inginkan, tentu saya tidak akan berbaris bersama Wali Hasan Tiro. Saya tentu memilih jalan lain yang lebih aman dan nyaman. Di saat usia masih muda, saya memilih menjadi bagian dari GAM," kata dia.

Jika terpilih untuk kedua kalinya, Zaini berjanji untuk mewujudkan butir-butir perjanjian Helsinki.

"Selagi nyawa masih bersemayam dan tubuh saya diberi kekuatan gerak, maka tidak akan mundur dan tidak akan berhenti saya memastikan bahwa kursi Aceh Satu tidak jatuh ke tangan orang yang berpeluang membelokkan jalan perdamaian yang sudah kita rasakan bersama," ujar Zaini. []

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.